UNSUR klenik kembali mewarnai pagelaran Euro 2008. Setelah angka 13 menjadi hari sial bagi Prancis dan angka 17 jadi nomor 'neraka' Italia, kini Spanyol menjadi subjek. Kali ni bukan angka, melainkan warna kostum.
Pada babak semifinal melawan Rusia, dinihari nanti, berdasar undian Xavi Hernandez dkk bertindak sebagai tamu. Karena Rusia mengenakan kaos merah, Spanyol pun diharuskan mengenakan kostum kedua mereka, warna kuning.
Nah ini masalahnya, di Spanyol ada hal klenik yang menganggap kuning merupakan warna sial. Cerita takhayul ini muncul di tengah masyarakat Spanyol sekitar akhir tahun 1600-an. Cerita itu berawal dari kisah seorang dramawan asal Perancis, Moliere, yang mengenakan kostum warna kuning, yang terjatuh pingsan di atas panggung saat mementaskan drama Le Malade Imaginaire pada 1673. Dia kemudian meninggal setibanya di rumah. Itulah dasar mengapa warna kuning justru dianggap warna kematian bagi publik Spanyol.
Namun, anggapan itu ternyata tidak berlaku bagi para punggawa Tim Matador. Gelandang sekaligus playmaker Xavi Hernandez mengungkapkan, apapun kostum yang dipakai tidak akan mengurangi performanya di lapangan. "Barcelona sering menggunakan kostum kuning, gak masalah bagiku, dan seingatku saat kami menang melawan Prancis bulan Februari lalu, kami juga mengenakan kostum kuning, aku pikir semuanya tidak ada masalah, asalkan kita konsentrasi,"ucap Xavi, di yahoosports, Rabu (25/6).
Gelandang bertahan Marcos Senna sependapat dengan kompatriotnya itu. "Menurutku hal itu oke-oke saja. Aku terbiasa bermain dengan memakai warna kuning,"ujar pemain asal Villareal, yang juga memiliki kostum kebesaran warna kuning.
Semangat untuk membuktikan ketidakbenaran takhayul itu juga meluncur dari striker David Villa. Menurutnya, penampilan sebuah tim tidak bisa diidentikkan dengan warna kostum. "Kami tetap akan fokus, kalau perlu para pendukung kami menggunakan kacamata berefek merah, sehingga tetap saja di mata mereka kami menggunakan kostum warna merah,"imbuh top skor sementara Euro 2008 ini.
Pendapat berbeda justru diungkapkan sang pelatih, Luis Aragones. "Kakek" yang satu ini justru menganut kepercayaan aneh itu. Tak heran jika ia menjadi orang pertama yang kurang puas dengan hasil undian yang membuat timnya harus memakai kostum warna kuning.
Sekedar catatan, Saat melatih Atletico Madrid, Aragones menolak timnya memakai warna kuning sebagai kostum tandang. Ia juga pernah menampik sebuah karangan bunga saat Spanyol tiba di Dortmund pada Piala Dunia 2006, hanya gara-gara bunga itu berwarna kuning!. (persda network/bud)
Pada babak semifinal melawan Rusia, dinihari nanti, berdasar undian Xavi Hernandez dkk bertindak sebagai tamu. Karena Rusia mengenakan kaos merah, Spanyol pun diharuskan mengenakan kostum kedua mereka, warna kuning.
Nah ini masalahnya, di Spanyol ada hal klenik yang menganggap kuning merupakan warna sial. Cerita takhayul ini muncul di tengah masyarakat Spanyol sekitar akhir tahun 1600-an. Cerita itu berawal dari kisah seorang dramawan asal Perancis, Moliere, yang mengenakan kostum warna kuning, yang terjatuh pingsan di atas panggung saat mementaskan drama Le Malade Imaginaire pada 1673. Dia kemudian meninggal setibanya di rumah. Itulah dasar mengapa warna kuning justru dianggap warna kematian bagi publik Spanyol.
Namun, anggapan itu ternyata tidak berlaku bagi para punggawa Tim Matador. Gelandang sekaligus playmaker Xavi Hernandez mengungkapkan, apapun kostum yang dipakai tidak akan mengurangi performanya di lapangan. "Barcelona sering menggunakan kostum kuning, gak masalah bagiku, dan seingatku saat kami menang melawan Prancis bulan Februari lalu, kami juga mengenakan kostum kuning, aku pikir semuanya tidak ada masalah, asalkan kita konsentrasi,"ucap Xavi, di yahoosports, Rabu (25/6).
Gelandang bertahan Marcos Senna sependapat dengan kompatriotnya itu. "Menurutku hal itu oke-oke saja. Aku terbiasa bermain dengan memakai warna kuning,"ujar pemain asal Villareal, yang juga memiliki kostum kebesaran warna kuning.
Semangat untuk membuktikan ketidakbenaran takhayul itu juga meluncur dari striker David Villa. Menurutnya, penampilan sebuah tim tidak bisa diidentikkan dengan warna kostum. "Kami tetap akan fokus, kalau perlu para pendukung kami menggunakan kacamata berefek merah, sehingga tetap saja di mata mereka kami menggunakan kostum warna merah,"imbuh top skor sementara Euro 2008 ini.
Pendapat berbeda justru diungkapkan sang pelatih, Luis Aragones. "Kakek" yang satu ini justru menganut kepercayaan aneh itu. Tak heran jika ia menjadi orang pertama yang kurang puas dengan hasil undian yang membuat timnya harus memakai kostum warna kuning.
Sekedar catatan, Saat melatih Atletico Madrid, Aragones menolak timnya memakai warna kuning sebagai kostum tandang. Ia juga pernah menampik sebuah karangan bunga saat Spanyol tiba di Dortmund pada Piala Dunia 2006, hanya gara-gara bunga itu berwarna kuning!. (persda network/bud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar