Kamis, Februari 14, 2008

PESONA 1

by noenx's
jakarta kamis, 14 februari 2008
dua sisi kehidupan berjalan beriringan
namun terkadang merekapun bersimpangan...berselisihan
itulah dinamistik retorik alam raya
yang kadang tak dapat kita mengerti
antara ada dan tiada
antara hidup dan mati
antara pria dan wanita
antara cinta dan benci
antara...yang membuat pening muka kita
petang tak kunjung datang
dia datang dengan menyapa gundah hati
melayangkan jalan menuju ufuk
beraspalkan kilauan
berlatarkan semburat warna merah
indah nian...seolah tak pernah terbayangkan
perjalanan sebelum kesana
kadang biru...terkadang penuh awan putih
namun terkadang awan hitampun menerpanya
tak jarang memberikan badai dahsyat
yang menggetarkan jiwa manusia
terkadang bersyukur
tapi tak sedikit yang ciut nyalinya
kehidupan tanpa cinta bagai tanpa nafas di setiap langkah (by noenx’s ’03)

Lembaran baru t’lah lama kubuka
Beribu kata t’lah kutelan
Berjuta kilometer langkah hati t’lah menapak
Berderet coretan luka t’lah terbiasakan
Seolah tak pernah lagi kurasakan
Roda dan ruji kehidupan
Ku t’laj terlena...terlupa oleh cinta...
Yang justru membuatku s’makin lupa..., ..., ...dan
t-e-r-l-u-k-a !!!
terbersit tanya di jiwa
sudahkah aku gila?
Bilakah aku terbang ke awan cinta?
Ataukah ku hanya pecundang cinta?
Yang tak punya prinsip dan jiwa
Ku hanya berjalan hampa...
Tak jelas arah dan lorong mana yang kuinjak
Itulah kekuatan cinta...
Tak tahu kalo kita jadi budak belaka
Terkadang; padahal;cinta itu adalah...
k-e-b-o-h-o-n-g-a-n...belaka!
kar’na itulah kini ku berjalan
melangkah bebas tanpa acuan
mencari jalan penuh duri...bernama jalan...
ketidakpastian
ketidakpuasan
namun itu tentu bukan pilihan bijak
bangkit dan bangkitlah...

setiap langkah hidup dan kehidupanku
selalu terbersit tanya dalam jiwaku
apa “terbaik untutkku”
terbaik untuk hidupku
terbaik untuk langkahku
terbaik untuk kasih sayangku
terbaik untuk kenaifanku
terbaik untuk kemarahanku
terbaik untuk cintaku
terbaik untuk amarah cintaku
terbaik untuk pecundangku
terbaik untuk ketidakbahagiaanku
terbaik untuk kebahagiaanku
terbaik untuk kebaikanku
terbaik untuk...kesedihan hatiku
betapa begi naifnya diriku
sobekan itu seolah tak berdarah
padahal sangat dalam sayatan itu
menghujam dalam to ny veins





Tidak ada komentar: