Rabu, Februari 13, 2008

Arti Pertalian Menuju Sebuah Api Nyata

sebuah renungan terhadap cermin roh
by noenx's
Dibuka dengan sebuah cerita apik yang semoga langsung bisa menjadi sumber inspirasi pemaknaan tersendiri, tentunya sesuai dengan cermin dan kacamata masing-masing. Keterpangaruhan bakal menjadi sebuah jembatan tipis yang hanya akan membawa Anda ke sebuah jurang dalam. Jatuh bebas tanpa ada sisi pendaratan yang sesuai dengan keinginan. Jadi realistislah pada sebuah jalan, meskipun itu tetap menjadi pilihan terakhir dari sebuah usaha dan pengorbanan.
“Dua saudara sepupu kerap bermain bersama sebagai anak-anak dan mereka saling menyukai satu sama lain. Salah satunya seorang gadis bernama Seijo dan yang lainnya anak laku-laki bernama Ochu. Setelah tumbuh besar, mereka jatuh cinta satu sama lain. Dan mereka menjadi patah hati tatkala ayah Seijo memutuskan untuk memilih pria lain untuk calon suami putrinya.
Seijo dan Ochu memutuskan untuk melarikan diri bersama dan pergi ke kota lain untuk menikah. Setelah beberapa tahun Seijo menyampaikan ke Ochu jika ia merasa sangat kehilangan orangtuanya. Demikian pula yang terjadi pada Ochu. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang sejenak ke kampung mereka untuk melihat kondisi kedua orang tua mereka.

12345678901234567890123456789012345678901234567890
12345678901234567890123456789012345678901234567890

Tatkala mereka tiba di rumah Seijo, Ochu masuk terlebih dulu. Ia menuturkan apa yang telah terjadi dan mohon pengampunan dari ayah Seijo. Orangtua Seijo sangat terperanjat. Ia berkata bahwa itu tak mungkin terjadi. Sebab sejak Ochu meninggalkan kota ini, Seijo putrinya jatuh sakit dan rebah selama bertahun-tahun di tempat tidur. Ochu membantah kata-kata mertuanya kalau itu tidak betul dan juga tidak masuk akal karena mereka selalu bersama setiap saat dalam pelarian. Kemudian ia menyarankan kepada ayah Seijo untuk datang ke kapal, sebab di sana telah menanti putri dan anak cucunya. Pada saat itu Seijo yang rindu keluarganya dan menanti di kapal bangkit berjalan menuju rumah.
Sementara Seijo yang jatuh sakit selama bertahun-tahun kini berdiri berjalan menyongsong sosoknya sendiri. Mereka bertemu di tengah padang rumput dan kedua sosok itu bertemu lagi. Dan Seijo yang terbelah dua kini menjadi utuh kembali.”
Sebuah alunan pendek yang membuat pikiran kita harus melayang sejenak melupakan sisi ekonomi menuju sebuah pencapaian cinta sejati. Bukan artian keromantisan semata, namun jejak langkah menuju ke sana memiliki tautan tersendiri yang tak mungkin terlupakan begitu saja.
Sisi gelap pada manusia tentu memiliki naluri alamiah untuk mengajak ke sebuah tindakan yang tidak disukai naluri itu sendiri sebenarnya. Namun kadar kekuatannya yang luar biasa membuat semuanya berantakan. Jika benteng itu tak kuat, jelas kehancuran berada di depan mata, yang sesungguhnya tidak perlu terjadi.
Lalu apa koherensinya ataukah hanya sebuah kontingensi belaka?tentu sebuah angka dan fakta tidak sepenuhnya bisa menjelaskan itu semua. Yang jelas dari dalam hatilah bisa mencairkan dan menjabarkan apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana. Sebuah perenungan juga tidak cukup waktu untuk menyapa semuanya menjadi sebuah ketenangan. Sebaliknya, sebuah anggapan juga belum tentu bertentangan dengan kebijakan, hanya naluri sehat dan terlatihlah yang selalu berbuat menjawab dengan teratur dan penuh makna. Anda ingin ikut yang mana?sepertinya tidak pernah memilih saja jika belum memiliki kaki-kaki yang kuat layaknya dua tingkat di atas cakar ayam....(foto.www.google.com)

Tidak ada komentar: