Sabtu, Februari 16, 2008

Aksi Terbang ala Superman Orlando

by noenx's

DwiGht "SuPerMan" hoWaRd
Superman is flying in New Orleans, He's Back!. Itulah teriakan dari hampir seluruh penonton yang hadir di New Orleans Arena seusai Dwight Howard menceploskan bola melalui aksi terbang ala pahlawan penyelamat bumi itu.
Dunk spektakuler itu melengkapi aksi forward Orlando Magic sepanjang kompetisi slam dunk di NBA All Star Game Weekend di New Orleans Arena, New Orleans, Louisiana.
Aksi sebelumnya juga sangat kreatif dan inovatif. Ia melakukan terjangan dari arah belakang garis ring, menatulkan bola terlebih dulu dan menangkapnya di udara untuk kemudian menceploskan dengan penuh tenaga. Sebuah teknik dunk yang hanya dimiliki seorang pebasket berskill luar biasa.
Tidak hanya itu, di babak final Howard sekali lagi menunjukkan kreatifitas yang membuatnya mengalahkan sang juara bertahan tahun lalu, Gerald Green (Toronto Raptors). Ia memasang bola di sebuah ring di sisi kiri fiber pembatas. Tanpa sungkan, ia pun terbang sekali lagi untuk mengambil bola, memutarnya dan menghujamkan ke ring basket. Loncatan vertikalnya diprediksi berada di angka 113 cm. Dengan tinggi 211 cm, tentu bisa dibayangkan betapa pesona terbang sang Superman jelas sangat menghibur.
Howard pun mencatatkan dirinya sebagai personal yang mampu memenangi kontes yang telah menelorkan aksi khas legendaris Dominique Wilkins, Michael Jordan, John Starks, Dr Julius Erving, Magic Johnson, Vince Carter sampai Brent Barry. Ia mengalahkan tiga kontestan lainnya, Gerald Green, Jamario Moon (Toronto Raptors) dan Rudy Gay (Memphis Grizzlies)
"Aku berpikir orang-orang tentu tidak ingin melihat aksi dunk yang sama seperti dulu-dulu, mereka jelas ingin sesuatu yang lain, sesuatu yang spektakuler, dan aku berpikir keras untuk itu,"ucap pemain yang masuk ke NBA pada 2004.
Dan itu telah diberikan Howard kemarin dengan aksinya yang dibayar skor 50 oleh juri. Sebuah rekor yang juga ditelorkan pemain Magic lainnya, Andre Iguodala di tahun 2006 lalu.
"Aku telah bekerja selama dua tahun untuk aksi ini, aku melihat Iguodala melakukannya, aku sedikit mengkreasinya, dan itu ternyata berhasil,"ucap Howard. Aksi itupun mendapat pujian dari Dr J. "Spektakuler, sebuah aksi yang sangat kreatif dan tentunya sangat menghibur,"tegasnya.
Namun yang jelas, aksi empat dunker hebat NBA tersebut mampu memberi puncak hiburan tersendiri bagi seluruh penonton di stadion dan penjuru dunia. (persda network/nurfahmi)
Sudah Disiapkan Seminggu
KHUSUS aksi terbang ala Superman lengkap dengan kostum sang pengaman dunia itu, Dwight Howard sudah merancangnya seminggu sebelum gelaran NBA All Star Game Weekend.
"Aku telah menyiapkan kostum itu seminggu yang lalu, aku pesan sendiri dan minta tolong temanku membawanya ke stadion, dan ternyata itu membawa berkah,"ucap pemain berpostur 211 cm/120 kg ini.
Kenapa memilih Superman?Howard tidak merinci secara detail, hanya saja Superman mampu memberi inspirasi tersendiri dengan kepahlawanannya dan kemampuan supernya untuk melindungi dunia dari kejahatan. "Itulah yang ingin kulakukan, tentu via dunia basket ini,"harap Howard.
Menurutnya, ia hadir hanya untuk memberi hiburan tanpa ada target menjadi jawara kontes terbang di udara ini. Ia pun mengaku jika semakin bersemangat saat aksinya yang pertama mendapat respon luar biasa dari penonton.
"Saat Anda mendapat sambutan dari puluhan ribu orang yang hadir, apa yang terjadi?Adrenalin Anda pasti menyala, dan itulah yang terjadi pada tubuhku,"imbuh pemain yang lahir pada 8 Desember 1985 ini.
aksi green
Lalu apa target selanjutnya?"Ingin Magic juara,"tegasnya. Sebuah target yang bukan tidak mungkin bisa tercapai mengingat potensi dan prestasi Magic musim ini semakin membaik dengan tenaga-tenaga mudanya.
Lalu apa yang bisa menjadi sebuah pelajaran dari garapan sebuah industri berlatar olahraga tersebut?Terlepas dari sisi idealisme, yang jelas kedipan mata saja tidak cukup untuk menggambarkan betapa nikmatnya melihat para entertainer basket NBA bergelantungan, tertawa sembari menunjukkan tawa khas non komersiil.
Sistem manajemen olahraga yang digabung dengan teknokrasi memang sangat dominan di NBA sejak akhir tahun 1979-an, apalagi sejak ditangani sosok David Stern sebagai komisioner terkemuka yang telah bekerja keras membangun image olahraga tersukses setelah American Footlbal di negeri Paman Sam ini.
Gerakannya dengan melibas aturan yang tak menguntungkan di sisi internal sempat menimbulkan konflik luar biasa. Pembatasan panjangnya pemakaian celana juga menjadi objek tersendiri yang sangat diperhatikan seorang Stern. Beruntung sosok Michael Jordan mampu memberi bukti jika celana model panjang menjadi fashion tersendiri, sehingga tren pun menjadi mindset seluruh pebasket NBA saat ini. Setelah selesai membenahi basis internal, Stern pun melesatkan kakinya ke seluruh dunia dengan pelbagai aksi pemasaran yang sangat jitu. Tak heran jika saat ini olahraga basket memiliki kelas tersendiri sebagai olahraga yang eksklusif dengan bentangan ruang promosi yang semakin besar, tidak melulu minuman olahraga.
Di Indonesia?semua itu pasti hanyalah bayangan semata. Ditilik dari sisi basket misalnya, tak ada yang bisa terlalu dibanggakan, paling tidak berdasar data yang telah diraih bolabasket Indonesia saat ini. Meski gaya pemainnya boleh lah, tapi itu tidak diimbangi dengan aksinya di lapangan. Tak heran jika olahraga ini pun hanya sekedar untuk memeras keringat tanpa bisa dijual secara luas, apalagi ke luar negeri. Langkah yang telah dilakukan NBA ternyata ditiru abis oleh Filipina. Tak heran jika kompetisi di level PBA sangat menggigit, dan mereka sudah tak memalingkan mukanya di level Asia Tenggara, tapi sudah ke kejuaraan dunia. Kenapa Indonesia gak bisa ya?. Nasib yang sama tentu menimpa beberapa cabang lainnya, kecuali bulutangkis yang juga sebenarnya tengah mengalami masa pasang surut.


Tidak ada komentar: