resensi by noenx's
Alunan si Miliuner Muda
Jangan pernah takut untuk memulai hal dengan sesuatu yang sepele. Justru sesuatu yang sepele itu bukan tidak mungkin menjadi sesuatu yang tidak bisa disepelekan.
PESAN itu terlihat pada sosok ibu saat si bocah ingusan Farrah Gray berusia 6 tahun. Kondisi keluarga yang kesulitan dalam hal ekonomi, satu tahun kemudian mampu membuat pikiran anak kecil berkelebat saat melihat tumpukan botol lotion di kompleks rumahnya yang kumuh.
Selang dua hari kemudian ia pun menjual kembali produk lotion yang berasal dari kumpulan cairan lotion bekas. Tak dinyana, dalam sehari Farrah kecil mampu menghasilkan uang sendiri;10 dolar. Sebuah hasil yang membuatnya kaget. Sejak saat itulah prinsip dan jiwa kewirausahaan Farrah muncul, mulai mengeluarkan kartu nama berlabel CEO Abad 21, dan akhirnya menuai hasil maksimal hingga memiliki omzet lebih dari 250 juta dolar AS hanya dalam usia 14 tahun!.
Fenomenal?jelas iya untuk ukuran dimana kondisi ekonomi tengah karut marut. Kini kisah sukses pemilik jaringan kartu seluler khusus anak, Kidztel ini berhasil merebut hati jutaan pembaca di dunia. Tak ayal, buku berjudul Reallionaire ini mampu menembus level world best seller.
Membaca buku ini bakal membawa kita ke sebuah alunan khas tersendiri dari seorang Farrah Gray. Naik, turun, terjerembab, dikhianati partner sampai pencurian ide, menjadi polemik tersendiri yang membuat kita bakal semakin bersemangat. Apalagi bagi individu yang tengah mengalami saat-saat berada di bawah, buku ini jelas memberi efek positif dengan gaya bertutur-tuturnya yang mengena dan tidak bertele-tele.
Rincian proses menjadi besar ala Farrah Gray menjadi inti kekuatan dalam buku ini. Meski masih sangat hijau di dunia bisnis, namun ia dengan penuh percaya diri berjalan di tengah kalangan yang sempat menganggapnya “barang remeh temeh” alias tak berguna. Perjalanan teguhnya membaca sosok bocah kecil ini menjadi seorang CEO termuda yang memiliki kantor di jajaran Wall Street.
Meski di beberapa bagian masih mengandung sisi yang sebenarnya mubazir, namun buku ini mampu memberi nafas emosional yang pada ujungnya menginfiltrasi oksigen kita dengan sebuah pernyataan; tak pernah ada kata terlambat di dunia.
Satu hal yang menarik, buku ini mengetengahkan pembelajaran sekaligus dalam setiap akhir bab. Anda dipersilakan langsung berinteraksi dengan kandungan buku, mengisi sebuah formulir lampiran yang melatih diri pembaca untuk benar-benar langsung mengaplikasikan apa yang ada di pikiran. Sebuah teknik runtutan buku yang sangat kreatif tentunya.
Rangkaian “pelatihan” pada setiap akhir bab mampu menggiring pembaca tanpa sengaja ke sebuah kesimpulan tentang apa yang akan dilakukan pembaca dan penggalian potensi secara tidak langsung. Sistematis, cerdas, tidak menggurui dan inovatif, semuanya ada di buku ini. (persda network/nurfahmi)
Jangan pernah takut untuk memulai hal dengan sesuatu yang sepele. Justru sesuatu yang sepele itu bukan tidak mungkin menjadi sesuatu yang tidak bisa disepelekan.
PESAN itu terlihat pada sosok ibu saat si bocah ingusan Farrah Gray berusia 6 tahun. Kondisi keluarga yang kesulitan dalam hal ekonomi, satu tahun kemudian mampu membuat pikiran anak kecil berkelebat saat melihat tumpukan botol lotion di kompleks rumahnya yang kumuh.
Selang dua hari kemudian ia pun menjual kembali produk lotion yang berasal dari kumpulan cairan lotion bekas. Tak dinyana, dalam sehari Farrah kecil mampu menghasilkan uang sendiri;10 dolar. Sebuah hasil yang membuatnya kaget. Sejak saat itulah prinsip dan jiwa kewirausahaan Farrah muncul, mulai mengeluarkan kartu nama berlabel CEO Abad 21, dan akhirnya menuai hasil maksimal hingga memiliki omzet lebih dari 250 juta dolar AS hanya dalam usia 14 tahun!.
Fenomenal?jelas iya untuk ukuran dimana kondisi ekonomi tengah karut marut. Kini kisah sukses pemilik jaringan kartu seluler khusus anak, Kidztel ini berhasil merebut hati jutaan pembaca di dunia. Tak ayal, buku berjudul Reallionaire ini mampu menembus level world best seller.
Membaca buku ini bakal membawa kita ke sebuah alunan khas tersendiri dari seorang Farrah Gray. Naik, turun, terjerembab, dikhianati partner sampai pencurian ide, menjadi polemik tersendiri yang membuat kita bakal semakin bersemangat. Apalagi bagi individu yang tengah mengalami saat-saat berada di bawah, buku ini jelas memberi efek positif dengan gaya bertutur-tuturnya yang mengena dan tidak bertele-tele.
Rincian proses menjadi besar ala Farrah Gray menjadi inti kekuatan dalam buku ini. Meski masih sangat hijau di dunia bisnis, namun ia dengan penuh percaya diri berjalan di tengah kalangan yang sempat menganggapnya “barang remeh temeh” alias tak berguna. Perjalanan teguhnya membaca sosok bocah kecil ini menjadi seorang CEO termuda yang memiliki kantor di jajaran Wall Street.
Meski di beberapa bagian masih mengandung sisi yang sebenarnya mubazir, namun buku ini mampu memberi nafas emosional yang pada ujungnya menginfiltrasi oksigen kita dengan sebuah pernyataan; tak pernah ada kata terlambat di dunia.
Satu hal yang menarik, buku ini mengetengahkan pembelajaran sekaligus dalam setiap akhir bab. Anda dipersilakan langsung berinteraksi dengan kandungan buku, mengisi sebuah formulir lampiran yang melatih diri pembaca untuk benar-benar langsung mengaplikasikan apa yang ada di pikiran. Sebuah teknik runtutan buku yang sangat kreatif tentunya.
Rangkaian “pelatihan” pada setiap akhir bab mampu menggiring pembaca tanpa sengaja ke sebuah kesimpulan tentang apa yang akan dilakukan pembaca dan penggalian potensi secara tidak langsung. Sistematis, cerdas, tidak menggurui dan inovatif, semuanya ada di buku ini. (persda network/nurfahmi)