Sabtu, Maret 01, 2008

Teman Baik, tak Selalu Bicara Uang (2)

by noenx's
ITULAH yang selalu rutin dilakukan Nurlita dan Riana setiap harinya. Itupula yang juga dikerjakan oleh hampir seluruh penghuni lokalisasi Batu 15, lokasi yang sebenarnya terletak jauh dari jalan utama, namun justru menjadi kompleks ramai dan terbilang bersih dan teratur.
Bagi Riana, kondisi sekarang yang harus dijalani sebagai seorang WPS tentu tidak menjadi tujuan utama yang dulu sempat dibayangkannya. Meski sempat terlintas untuk menjadi seorang TKI, namun jalan hidup membawanya kepada pekerjaan yang berada di luar perkiraannya.
Menjadi WPS, bagi Riana adalah keterpaksaan. Ia harus menanggung akibat sebagai korban penipuan yang dilakukan temannya sendiri. Wanita asal Tasikmalaya Jawa Barat ini harus terjun ke dunia WPS setelah keperawanannya direnggut seorang Apek asal Singapura. Meski sangat sakit, namun justru uang yang menjadi daya tarik seorang Riana.
Setelah peristiwa tersebut, ia langsung berpikir untuk terjun saja langsung karena sudah kepalang basah. “Akhirnya memang aku harus terjun ke dunia ini dan sampai di Batu 15 ini, perasaan tetap pengen keluar, tapi tetap saja belum bisa kulakukan,” ujarnya, saat bercerita seluk beluk kehidupannya hingga ia seolah terdampar di kota Gurindam ini dan menjadi WPS sejak tahun 2001.
Sementara Nurlita cenderung terseret sebagai pelayan nafsu laki-laki ini disebabkan desakan kebutuhan ekonomi saat hidup di Batam. Karena merasa mudah memperoleh uang dengan kenikmatan, Nurlita mengaku mau tidak mau terjun sebagai WPS dan juga wanita panggilan.
Mengenai interaksi dengan tukang ojek, Nurlita dan Riana menjelaskan hampir semua teman-teman seprofesinya sangat dekat dan membutuhkan kehadiran dan jasa seorang tukang ojek.
Tidak hanya sebagai pengantar ke tamu di luar atau berbelanja kebutuhan sehari-hari ke kota, lebih dari itu ternyata tukang ojek bisa sebagai tempat curhat jika menghadapi masalah yang cukup pelik menyangkut kehidupan seperti kangen dengan keluarga di kampung halaman sampai masalah kekurangan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Riana menganggap mereka ada orang-orang yang spesial dan multifungsi. Mereka bisa menjadi teman yang sangat dekat, teman curhat, teman bermain dan bercanda meski terkadang tetap saja ada tukang ojek yang usil dan menginginkan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai.
“Tapi yang jelas, mereka (tukang ojek-red) adalah teman baik yang tidak selalu berbicara tentang uang, itulah yang membuat kita bisa dekat dengan mereka dalam keseharian,” tutur Riana, sembari membetulkan letak tanktop merah mudanya yang agak bergeser ke samping kanan. (persda network/nurfahmi)

Tidak ada komentar: