Sabtu, Maret 01, 2008

Teman Baik, tak Selalu Bicara Uang (1)

by noenx's
JARUM jam sisi panjang menunjuk angka 12, sedangkan jarum yang lebih pendek tepat di posisi angka 4. Matahari-pun masih cukup terang menyinari setiap permukaan bumi di kota Tanjungpinang, khususnya di sekitar kawasan lokalisasi Batu 15.
Gardu depan sebagai pintu gerbang selalu tampak sibuk. Obrolan dan cengkrama tukang ojek berbaur dengan senyuman dan celotehan pengunjung warung makanan dan kedai kopi, yang setiap harinya selalu ramai dikunjungi.
Beberapa Wanita Pekerja Seks (WPS) juga mulai menampakkan diri meski hanya sebagian saja yang tampak sudah bersiap untuk “bekerja”. Mereka selalu berbaur dengan lingkungan sekitar, terutama dengan kalangan tukang ojek. Kedekatan mereka sangat tampak dari cara berbicara dan berprilaku, seolah mereka menasbihkan sebagai sebuah simbiosis mutualisme, saling menguntungkan meski terkadang sisi negatif lebih dicondongkan ke tukang ojek.
Di bagian dalam kompleks, kesibukan beraktifitas juga sudah mulai terlihat sore itu. Ditemani semburat kuning matahari, beberapa WPS tampak sudah mulai menata diri dengan bersolek bersama-sama dalam satu rumah. Kompleks Batu 15 ini memang terdiri dari ratusan rumah di lahan seluas sekitar 3 hektar tersebut.
Setiap rumah biasanya diisi 3-5 WPS yang “berdinas” bersama-sama dalam melayani tamu. Namun memang tidak selamanya mereka melayani tamu di dalam rumah tersebut, terkadang ada pula yang menerima panggilan dan melayani tamunya di luar kompleks, seperti harus pergi ke kota Tanjungpinang untuk bertemu klien di hotel ataupun di rumah kos khusus.
Begitupun yang dilakukan Euis Riana yang terkenal dengan panggilan Misye dan Nurlita yang biasa disapa Ayu oleh kawan-kawannya sekompleks. Seperti halnya yang lain, seolah sudah menjadi awalan yang wajib dilakukan, mereka berdua setiap sorenya selalu bersolek dan menyiapkan diri untuk melayani para lelaki hidung belang guna memuaskan hawa nafsunya dengan berhubungan seks.
Setelah diawali dengan mandi, beragam produk kecantikan telah siap menantin mereka sebagai langkah wajib yang harus dilakukan. Produk seperti lotion, lipstik, eyes shadow sampai parfum selalu berada tidak jauh dari tubuh mereka.
Tak berapa lama dandanan mereka langsung berpadu dengan aroma wangi semerbak dari tubuh mereka, meski terkadang justru beraroma menyesakkan bagi siapa saja yang tidak suka dengan aroma parfum.
Setelah itu, sembari menunggu lelaki hidung belang yang menginginkan jasa kenikmatannya, Riana dan Nurlita bersama satu teman lainnya bercengkrama dan bergosip kesana kemari tak jelas juntrungannya. Biasanya mereka lakukan itu sampai menjelang pukul 20.00 WIB.
Selepas itu bisa dipastikan “orderan” tinggal tunggu waktu saja. Jika ada satu teman yang sudah mendapat konsumen, teman lainnya segera melepas dan biasanya langsung menghentikan pembicaraan, berubah menjadi pasang aksi guna menarik perhatian lelaki hidung belang yang lewat di depan rumah tinggal.
Selain rayuan kata-kata, Nurlita dan Riana juga menunjukkan kelebihannya dalam hal kondisi tubuh. Umur mereka yang relatif tidak terlalu tua, Nurlita (28) dan Riana (30), memang masih bisa langsung meningkatkan adrenalin laki-laki pencari pemuasan hawa syahwat mereka. Tak sampai tengah malam, biasanya kedua WPS ini sudah mendapat konsumen masing-masing. (persda network/nurfahmi budi)



Tidak ada komentar: