Sabtu, Maret 01, 2008

Peran Tukang Ojek dalam Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS (8-habis))

by noenx's
KEINGINAN yang sama juga dirasakan Sasmito. Ia juga berkeinginan untuk menerima dan mengikuti materi tentang HIV/AIDS tersebut meski sampai saat ini belum pernah mendengar kabar tersebut.
Tentang teman-teman seprofesinya yang mengadakan kegiatan sosialisasi, Sasmito memberikan apresiasi positif tersendiri. “Ternyata tukang ojek sendiri bisa melakukannya, masa pihak yang lebih besar lagi tidak punya keinginan tersebut,” kata Sasmito, yang sangat berkeinginan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Begitulah sistem kinerja para tukang ojek di kota Tanjungpinang dalam usahanya membantu pemerintah dalam mencegah semakin berkembang dan menyebarnya virus HIV dan AIDS.
Apa yang dilakukan mereka seharusnya mampu memberi inspirasi dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu jika digarap dengan sungguh-sungguh ternyata mata pencaharian yang sebenarnya tidak menjanjikan justru bisa menjadi jembatan sempurna menuju kehidupan yang lebih baik dan sehat.
Sayangnya sampai saat ini Dinas Kesehatan (dinkes) kota Tanjungpinang seolah tidak peduli terhadap program untuk lebih memperhatikan masalah persebaran virus HIV, terutama bagi para WPS-ODHA, yang saat ini sepertinya masih bisa bebas berkeliaran.
Dr Eka Hanasarianto, Kadinkes Kota Tanjungpinang menuturkan saat ini pihaknya memang belum gencar untuk menyisir satu per satu lokalisasi atau tempat yang diduga sebagai tempat mangkal para WPS. “Kita masih sangat kekurangan tenaga lapangan untuk sekedar mensosialisasikan ataupun menyisir guna mencatat beberapa item terkait AIDS,” ujarnya. (persda network/nurfahmi budi)

Tidak ada komentar: